Saturday 17 February 2018

PADMAVATI (2018)

Akhir Januari kemarin menyempatkan menonton film Padmavati yang dibintangi oleh Deepika Padukone, yang berdasarkan puisi epik oleh Malik Muhammad Jayasi. Film ini kontrovesial karena diberitakan Deepika dan sutradara Sanjay Leela Bhansali diancam dibunuh oleh kelompok kanan Hindu.

Film diawali dengan pengenalan tokoh antagonis Jalaluddin Khilji (Ranveer Singh) yang menggiring seekor burung onta, spesies burung langka di daratan Afghanistan abad ke-13, untuk dipersembahkan kepada sang paman yang menjadi kepala suku. Sebenarnya sang paman cuma meminta dibawakan bulu burung onta. Alih-alih membawa bulu, ia memberikan seluruh burung onta kepada sang paman. Scene awal ini menunjukkan karakter Jalaluddin yang suka kemewahan dan kekuasaan. Kemudian kisah meloncat ke pengenalan karakter putri Sinhala, Padmawati, yang sedang berburu rusa namun sasarannya justru mengena pada Maharawal Ratan Singh (Shahid Kapoor), Raja Rajput. Kecantikan Padmavati memikat sang raja dan memboyong ke istananya sebagai permaisuri. Memang, selain ahli taktik dan strategi, Padmavati digambar sebagai jelmaan dewi yang jelita.

Kabar kecantikan Padmavati terdengar oleh Sultan Jalaludin yang saat itu sudah mengkudeta sang paman dan menguasai Delhi. Pasukannya ditakuti oleh kerajaan-kerajaan sekitarnya. Agitasi Sultan untuk merebut sang Ratu dari tangan Rajput membuat kedua kerajaan siap bertempur. Adu strategi pun terjadi. Bahkan sang permaisuri pun terlibat aktif beradu strategi untuk membebaskan sang Rajput. Jadi teringat film Troya yang juga disebabkan oleh perempuan. Hanya saja di film ini Padmavati sangat berperan, bukan sekedar obyek pemicu perang.

Film ini memanjakan mata dengan menyaksikan kemegahan kerajaan, landscape yang menawan. Koreografi pun dibuat rancak dan rapi, seperti saat Deepika menarikan tarian Ghoomar dan Ranveer Singh dan pasukannya menarikan tarian yang penuh semangat. Wardrobe yang dipakai pun sangat menawan, disesuaikan dengan kemewahan kerajaan. Alur cerita linear, tidak banyak kejutan. Namun scene mengesankan adalah saat permaisuri Padmavati dan semua perempuan kerajaan melakukan ritual Jauhari. Ritual ini dilakukan untuk tetap menjaga kehormatan.

Film ini tentang pengorbanan dan menjaga kehormatan wanita. Bolehlah dinikmati, meskipun bagi anak-anak perlu pendampingan.  

~ elha score: 9.0/10   

No comments:

Post a Comment