Saturday, 29 September 2018

SUI DHAGAA MADE IN INDIA (2018)

Film ini bergenre drama komedi yang disutradarai oleh Sharat Katariya yang juga membesut film Dum Laga Ke Haisha (2015) dan di produksi oleh Yash Raj Film. Seperti film-film besutan YRF lainnya, film ini pun bagus dan ada pesan tentang kebangsaan (India). Review film Dum Laga Ke Haisha bisa ditilik di link ini: 

http://elha-filmreview.blogspot.com/2018/05/dum-laga-ke-haisha-2015.html

Film ini diawali dengan kesibukan Mauji (Varun Dhawan) bersama istrinya Mamta (Anushka Sharma) yang tinggal di rumah kedua orang tua Mauji yang sudah pensiun. Keseharian Mauji adalah mengisi bak mandi dan bersiap bekerja di toko mesin jahit. Sedangkan Mamta bertugas membuat teh, menyiapkan bekal, menyiapkan baju dan menyetrikanya, dan tugas-tugas perempuan layaknya. Kesibukan ini membuat keduanya jarang berkomunikasi intens semenjak pernikahan.

Mauji bekerja di toko mesin jahit dimana sang boss memperlakukannya seperti snjing. Di pesta pernikahan anak sang boss, Mamta melihat sang suami berlaku seperti seekor anjing untuk menghibur anak sang boss. Mamta sangat kecewa dan menganjurkan Mauji untuk keluar kerja dan memanfaatkan keahliannya dalam hal jahit-menjahit. Mamta sangat terkesan dengan rompi buatan Mauji yang dipakai saat pernikahannya. Mauji sendiri adalah keturunan penjahit terkenal, namun karena kebangkrutan yang dialami sang kakek, Bauji - ayah Mauji - trauma dan menganggap profesi penjahit tidak menjamin masa depan. Perselisihan dengan anak boss tempat dia bekerja, membuat Mauji yakin untuk memulai profesi menjahit.

Mauji membuatkan baju rawat untuk sang ibu ketika sedang dirawat di rumah sakit karena serangan jantung. Baju yang diberi nama Maxi itu terdiri dari kain perca dan tambahan bordir rupanya membuat pasien lain tertarik. Baju itu pun memudahkan dokter untuk memeriksa menggunakan stetoskop karena ada ruang yang khusus untuk memeriksa. Mauji dan Mamta pun menerima pesanan untuk pasien lain. Sayangnya, mesin jahit yang ada telah diambil oleh yang punya. Karena itu Mauji dan Mamta bersepeda sejauh 45 km untuk memperoleh mesin jahit gratis dari pemerintah. Adegan ini sangat menarik menggambarkan perjuangan seorang keluarga untuk memperoleh martabatnya. Alur klimak terjadi ketika Mauji yang harus menyelesaikan test membuat sarung bantal sedang mengobati kakinya yang terluka, dan harus digantikan oleh Mamta yang tidak bisa menjahit. Akankah mereka mendapatkan mesin jahit itu?

Intermezzo...

Mereka lega ketika jalan nafkah sudah mulai terbuka dengan membuat  baju Maxi untuk pesanan-pesanan pasien. Sayangnya biaya pengobatan ibu begitu besar yang membuat Mauji menyerahkan (sebenarnya ditipu karena lugu) hak patent baju Maxi itu. Ia pun bekerja di perusahaan garment yang memperbanyak baju Maxi tersebut dan dijual ke RS dengan harga 4x lipat. Mauji pun marah karena ditipu dan protes keras yang mengakibatkan ia dipecat. Kembali ke titik nol, Mamta meyakinkan Mauji untuk membuat produk sendiri dan mengajukan ke lembaga fashion yang sedang mencari talent untuk didukung. Mauji dan Mamta pun meyakinkan para tetangga untuk bergabung dengan mereka merancang busana dan menampilkannya di fashion show. Karena tak didukung sumber daya profesional seperti pabrik-pabrik garment besar, mereka memanfaatkan para kerabat untuk membuat rancangan baju dan menampilkannya sendiri. Jadilah, para peragawan-peragawati orang-orang kampung. Pada adegan ini Bauji yang tadinya pesimis tentang profesi penjahit, akhirnya mendukung Mauji.

Akankah Mauji, Mamta, dan kerabatnya berhasil?

Silakan ditonton ya... Film ini adalah film keluarga yang sarat pesan. Tentang kewajiban dan peran dalam rumah tangga, tentang pengorbanan dan usaha pantang menyerah, tentang harkat martabat, dan tentang kebanggaan tentang bangsa. Film-film besutan YRF memang seringkali memuat pesan tentang nasuonalisme India. Akhir film seperti film Happy New Year (2014)-nya Shah Rukh Khan dan Deepika Padukone.

Silakan dinikmati...     


~ elha score: 8.0/10  

No comments:

Post a Comment