Begitu mendengar Steven Spielberg menyutradai film ini, langsung saja mengagendakan untuk menontonnya. Di hari pertama tayang alias midnight. Apalagi pemainnya favorit juga: Tom Hanks dan Merryl Streep. Wis, lengkap deh alasannya, he..he.. Selain itu, konteks The Post ini memang relevan di masa sekarang, terutama di negeri ini, yang kemandirian media terasa mulai pudar. Wallahu'alam.
Agak telat masuk studio ketika film sudah mulai diputar. Sempat ragu karena adegan perang, tapi lalu teringat bahwa film ini memang berhubungan dengan perang Vietnam. The Post memang berdasarkan kisah nyata tentang kebocoran dokumen Pentagon Papers yang berisi informasi rahasia terkait perang Vietnam, yang melibatkan beberapa tokoh dan pemerintahan.
Film ini berkisah tentang Katherine 'Kay' Graham (Merryl Streep), seorang ibu rumah tangga biasa dari kalangan elit, yang mewarisi The Washington Post, perusahaan surat kabar dari mendiang ayah dan suaminya. Ia adalah perempuan pertama yang menjadi pemilik penerbitan surat kabar besar di Amerika Serikat. Lingkungan kerja yang didominasi laki-laki membuatnya diremehkan. Adegan ini terlihat saat Kay mesti berlatih berkomunikasi dulu mengutarakan hgagasan sebelum bertemu dengan para investor. Namun, saat bertemu, tak sepatah katapun terucap. Kay gamang. Kay pun mesti memutuskan berpihak pada kebenaran atau pertemanan. Idealisme versus pragmatisme.
Film ini pun berpusat pada sosok Ben Bradlee (Tom Hanks), sang pemimpin redaksi yang menjunjung tinggi kebebasan pers. Ia digambarkan sebagai sosok yang kompetitif. Ia sangat terpukul saat The New York Times, koran kompetitor memasang headline tentang bocornya dokumen Pentagon Paper mendahuluinya. Pagi itu korannya justru memasang headline perkawinan putri Presiden Nixon. Sebuah penggambaran kontradiktif yang sangat menarik oleh Spielberg. Tak menyerah, Ben menyuruh reporter kawakannya untuk mencari sumber berita dan menemukan keseluruhan dokumen itu. Ketika dia mendapatkannya dan siap untuk dicetak, ia pun mesti berhadapan dengan keputusan pemerintah yang melarang menerbitkan dokumen tersebut dengan ancaman penjara.
Adegan scene ini sangat menarik, saat Kay mesti berhadapan dengan para direksi untuk memutuskan naik cetak atau batal. Adegan para operator yang menunggu perintah 'run' dari Ben untuk menjalankan mesin cetak. Adegan saat Ben dan Team memilah informasi dan menyatukan puzzle menjadi sebuah berita panas. Sempat disisipkan humor cerdas untuk meredakan suasana tegang, saat putri Ben menjajakan minuman lemonande bikinannya apada awak Ben yang sedang sibuk bekerja, dan menaikkan harga minuman itu dari $25c menjadi $50c.
Akankah The Post menerbitkan berita sensitiftersebut atau bermain aman karena pertemanan? Saksikan saja ya...
Bagi penyuka film action dan hiburan, film ini mungkin pilihan. Tidak ada baku tembak, baku pukul, dsb. Ketegangan dibangun dalam sikap mengambil keputusan, keteguhan, kesibukan para awak koran, kemisteriusan mencari dan menemukan sumber berita, dsb. Tom Hanks dan Merryl Streep bermain bagus dalam hal ini. Terutama Merryl Streep yang mampu memainkan watak seorang ibu biasa yang merasa bimbang dan ragu antara kesetiakawanan dan profesional. Tak heran bila ia dinominasikan sebagai aktris terbaik di Piala Oscar 2018 ini.
Alur kisah berjalan linier, hanya ada beberapa cuplikan potongan gambar asli khas Speilberg. Tidak ada twist-plot, namun tetap menarik karena drama dicitptkan dalam suasana. Suasana tahun 1970-an sangat terasa dalam busana, landscape, transpotasi. Yang menarik adalah penggambaran beberapa kali mesin cetak, mesin ketik, dan editing. Terasa sekali suasana 'kuno'nya.
Pesan film ini sangat jelas agar media menyadari independesinya. Memenuhi perannya yang essensial sebagai pelayan informasi masyarakat, bukan pelayan penguasa dimana berita disebarkan sesuai keinginan penguasa. Ini sangat menarik, terutama di negeri ini, yang sedang menghadapai tahun politik dan keberpihkan atau ketidaknetralan mulai sering diungkapkan.
Yang paling menarik di film ini ada di bagian akhir. Yaitu, saat adegan seseorang melaporkan sebuah pencurian di gedung sebelah, dimana terlihat lampu senter berkelip-kelip. Sound familiar? Yap, itu adegan yang mirip (atau memang diambil dari sana) dengan adegan di film Tom Hanks lainnya di tahun 1994 silam: Forrest Gump . Adegan itu berkisah tentang awal mula skandal Watergate yang menjungkalkan Presiden Nixon dari kursinya.
Selamat menikmasti...
~ elha score: 8.5/10
No comments:
Post a Comment