Sepertinya semua film dari novel Asmanadia kami tonton. Termasuk satu yang ini, yang kami tonton secara premier. Film-film Asmanadia sangat menarik karena berkisah tentang cinta, keluarga, kemanusiaan, dll. Kali ini tentang cinta dan keluarga. O, ya PolJa_by_Noor jadi salah satu sponsor di acara nobar film ini di XXI The Breeze. Pas kan dengan cerita film yang banyak berkisah tentang urusan jahit menjahit dan retail garment.
Film dengan cara yang menarik - berupa animasi kartun - diawali dengan kisah perkenalan karakter keluarga, pertemuan dua insan, dan kelahiran anak pertama. Juga seekor keong, yang ternyata merupakan pengikat awal dan akhir cerita. Film ini berttutu dari sudut pandanga Fahrul (Ario Bayu), suami Tika (Acha Septriasa). Dikisahkan pertemuan awal mereka di KRL saat Tika terjatuh pingsan dan 'disembuhkan' oleh Fahrul dengan seekor keong. Kisah pun berlanjut saat keduanya membina rumah tangga dan memiliki seorang putri, Alda (Shaquilla Nugraha). Ketika Tika hamil anak kedua, prahara rumah tangga pun dimulai. Mengikuti perintah sang Ibu, dengan berat hati Fahrul meninggalkan istri dan anaknya meski ia masih mencintainya. Bahkan ketika Tika melahirkan anak kedua (Arina Mindhisya), Fahrul tak mendampingi. Tika pun berjuang sendirian menghidupi diri dan kedua anaknya sebagai pekerja di sebuah perusahaan retail.
Ketika akhirnya Fahrul kembali ke rumah, Tika yang juga masih mencintainya menrima Fahrul, meski ada kekecewaan dalam hatinya. Kekecewaan seringkali timbul ketika ia mengalami masalah. Saat Alda melanggar aturan ibunya untuk tidak memasuki ruang kerja, Tika sangat marah. Bahkan sang suami yang menasehatinya pun kena imbas kemarahan. Amarah Tika meledak ketika Fahrul yang ditugasi mengambil bahan kain - ketika usaha busana Muslim Keke mulai jalan - menghilangkan sebagian bahan tersebut. Celetukan Tika yang terdengar oleh Fahrul membuatnya gundah, danmemutuskan untuk menerima pekerjaan yang mengharuskannya berpisah dengan keluarga.
Perpisahan ini dan kesibukan Tika membuat kedua anak mereka seperti tidak ada bimbingan. Tika yang kerap memaksakan kehendak membuat kedua anaknya tidak betah dan pergi mencari sang ayah. Tika harus memutuskan apakah meneruskan kesempatan yang diperolehnya, yang mungkin cuma datang sekali, atau berkumpul bersama keluarga yang utuh.
Film ini mengaduk emosi penonton, terutama para ibu. Tak ada keberpihakan pada peran ayah atau peran ibu. Di awal film, emosi penonton diarahkan untuk 'sebel' sama Fahrul yang begitu saja meninggalkan istri dan tidak menemani kelahiran anak kedua. Bahkan tiba-tiba muncul untuk ruju dan kembali ke rumah Tika. Fahrul digambarkan sebagai seorang lelaki yang patuh sama ibunda, namun terlihat lemah di mata Tika. Namun, ada pesan bijak yang diucapkan Tika terhadap posisi Fahrul tersebut:
"...anak laki-laki memang harus bertanggung jawab pada 3 perempuan: ibunya, saudara perempuannya, dan anaknya. Terima kasih sudah melakukan itu semua..."
"...anak laki-laki memang harus bertanggung jawab pada 3 perempuan: ibunya, saudara perempuannya, dan anaknya. Terima kasih sudah melakukan itu semua..."
Di pertengahan film ketika usaha busana muslim Keke mulai maju, penonton gantian mulai diarahkan sebel sama Tika karena lebih mementingkan usaha ketimbang suami dan anak-anaknya. Sampai-sampai demi mengambil hati sang anak Tika memberi hadiah sebiah kamar tidur lengkap dengan ranjang kasur dan perlengkapan lainnya. Sayangnya, Alda yang rupanya lebih menyukai tempat tidur lamanya (suka di bawah kolong tempat tidur menggambar kisah keluarga) sangat marah pada sang ibunda. Dan pergi.
Peran Aca sangat menantang, karena harus memerankan Tika yang gampang moody perasaannya. Fahrul pun mampu mengimbangi sebagai seorang suami yang lebih banyak diam, namun sesekali memutuskan dan memberi arahan, meskipun masih menyimpan rasa bersalah. Kedua anak mereka mampu memebuat penonton terhibur. Berperan suka ria, dan kadang-kadang marah atau ngambek. Arina sebagai anak kedua sangat menggemaskan.
Keong sebagai pembuka cerita, muncul juga sebagai binatang peliharaan Alda yang diletakkan di kolong, dan sebagai penutup cerita memberi arti kemanapun ia pergi selalu menggendong rumahnya. Kemanapun kita pergi, seberapa jauh usaha kita maju, jangan lupakan kehangatan rumah.
Home sweet home
Selamat menikmati..
~ elha score: 7.5/10
No comments:
Post a Comment