Saturday, 14 July 2018

SKYSCRAPER (2018)

Inti film ini adalah cinta keluarga. Bagaimana cinta terhadap keluarga memberikan motivasi yang kuat untuk melakukan sesuatu. Adalah Will Ford (Dwayne Johnson), seorang pakar keamanan spesialis gedung penvakar langit, yang diberi tugas untuk menjamin sistem keamanan The Pearl, sebuah gedung pencakar langit tertinggi dan termegah di China.

Awal film dimulai dengan kisah penyanderaan. Will Ford yang saat itu sebagai pimpinan FBI Hostage Rescue Team bertugas untuk membebaskan sebuah keluarga dari penyanderaan. Alih-alih menyelamatkan sandera, Will terkena ledakan granat yang membuat satu kakinya teramputasi. Scene ini rupanya untuk memberikan penonton persepsi baru tentang karakter Dwayne Johnson. Di film-film sebelumnya Dwayne yang mantan atlit wrestling ditokohkan sebagai seorang yang kuat dan gesit - terlihat dari tubuhnya yang kekar - namun di film ini ia dibuat invalid yang terkesan lemah. Dan itu membuat penontonton makin terkecam dengan aksi-aksinya sepanjang film. 

Bersama keluarganya, Will diundang oleh sang pemilik The Pearl, Zhao Long Ji (Chin Han), untuk bermalam di salah satu kamar lantai 98 selama Will bertugas memeriksa jaminan keamanan sebelum gedung ini akan dibuka untuk umum. Selain keluarganya dan team Zhao yang berada di puncak Griya Tawang, belum ada orang lain yang tinggal di gedung itu. Ketika Will meninjau lokasi sistem keamanan yang terletak beberapa km jauhnya, terjadi kebakaran di lantai 95. Ternyata, sekelompok orang dan beberapa anggota Zhao yang berkhianat juga teman Will mendalangi kebakaran tersebut untuk memeras Zhao. Sistem pengendali kebakaran pun dibajak oleh kelompok tersebut sehingga kebakaran menjalar ke lantai lainnya, tidak terisolasi di lantai 98. Melihat keluarganya yang masih berada di gedung itu terancam nyawanya, Will pun bergegas kembali ke gedung. Alih-alih hendak menyelamatkan keluarganya, Will malah dituduh ikut berkelompot dengan anggota kriminal. Aksi-aksi Will Ford yang berusaha memasuki gedung pencakar langit dari ketinggian untuk menyelamatkan keluarga juga bersiasat untuk mengalahkan para kriminal membuat penonton menahan nafas karena amat mencekam. Beberapa adegan komedi ditambahkan untuk memberi kesempatan penonton tersenyum dan bernafas lega...:).

Bagaimana Will Ford meyakinkan polisi bahwa dia bukan tersangka, hanya hendak menyelamatkan keluarganya? Silakan ditonton ya...

Film ini mengingatkan pada film lawas yang dimainkan Bruce Willis, Die Hard. Baik adegan aksi maupun siasat untuk melumpuhkan kawanan penjahat, ditambah adegan lompat dari crane menuju gedung yang seru. Film ini pun terasa bernuansa aksi film Mandarin karena setting film memang di Hongkong, China. 

Cinta pada keluarga memang membuat motivasi bertambah untuk melakukan sesuatu yang nampak muskil dilakukan. Nah, bagaimana cinta anda pada keluarga? Maukah melakukan sesuatu di luar ambang diri hanya untuk keluarga?

Hmm...


~ elha score: 7.5/10

Wednesday, 4 July 2018

SANJU (2018)

Adalah film tentang satu fragmen nyata dari kehidupan Sanjay Dutt, bintang film India yang disutradari oleh Rajkumar Hirani (3 idiots, PK). Sanjay Dutt pertama kali bekerja sama dengan Hirani di film Munna Bhai M.B.B.S. yang memberi penghargaan kepadanya sebagai artis komedian terbaik 2004.

Film diawali dengan jenaka saat teman Sanju (Ranbir Kapoor) membuatkan biografi untuknya yang membandingkannya dengan guru bangsa India, Mahatma Gandhi. Alih-alih menyukai, Sanju malah merobek-robek buku itu dan membakarnya. Pas dilayar televisi terdengar berita tentang putusan pengadilan yang memberatkannya. Ya, Sanju saat itu Sanju sedang didakwa dengan UU Teroris dan sedang mengajukan permohonan banding. Berita itu pun dilahap oleh pers dan diberitakan secara luas tanpa mengkonfirmasi sisi berita lainnya dari pihaknya. Sosok Sanju sendiri memang kontroversial sejak muda. Berasal dari keluarga berada dari sepasang suami isteri artis tenar, ketergantungan terhadap narkoba, playboy, dsb. menjadikan berita tentangnya laku di pasaran. The bad news is a good news.

Untuk mengantisipasi pemberitaan tersebut, istri Sanju - Manyata Dutt (Dia Mirza) - meminta Winnie Diaz (Anushka Sharma), seorang biografer terkenal, untuk menuliskan kisah tentang Sanju. Awalnya Dizas menolak, namun karena agitasi dari seseorang yang mengaku mengenal Sanju secara pribadi - yang membuatnya makin penasaran, juga sepenggal kisah yang diceritakan oleh Sanju sendiri yang membuatnya menyetujui untuk menulis kisah tersebut. Cerita pada film berdasarkan alur Diaz mengorek informasi untuk menuliskan bukunya.

Sang sutradara - seperti dalam film-film sebelumnya, cukup jeli dan menarik membuat alur film. Hirani membagi alur cerita dalam 3 bagian yang saling berhubungan: saat Sanju remaja berada dalam masa depresi karena dibawah bayang-bayang sang ayah (Paresh Rawal)yang menginginkan sang anak seperti dirinya, meninggalnya sang ibu yang membuatnya makin terpuruk dalam narkoba, sampai usahanya untuk lepas dari ketrgantungan narkoba. Pada kisah dimasukkan tokoh antagonis, Zubin Mistri (Jim Sarbh) sang pengedar, dan tokoh protaganis, Kamless (Vicky Kaushal) , seorang sahabat. Bagian kedua adalah outusnya persahabatan karena salah paham, dan yang ketiga adalah keterlibatan Sanju pada pengeboman di India pada tahun 1993 yang membuatnya dituduh dan dipenjara.

Hirani meramu ketiga sekuel kehidupan tersebut dengan menarik dan beberapa bumbu komedi dan tragedi, misalnya ketika Sanju disangka hendak melamar Ruby di hadapan calon mertua atau ketika ia terlupa menghadiri pernikahannya karena teler berat. Ranbir Kapoor bermain cemerlang dengan memerankan tokoh Sanjay Dutt dalam 3 sekuel kehidupannya. Ia mampu memerankan dengan baik peran sebagai pemuda lugu, pemuda nakal dan berandalan, sosok dewasa yang ketakutan, dan bijak di penghujung film. Nush Sharma pun bermain bagus sebagai reporter. Ia memainkan peran yang mirip dengan film sebelumnya, PK, yang juga disutradari Hirani. Kali ini Nush bergaya rambut kriwil ikal.

Pesan yang ingin disampaikan di film ini adalah tentang informasi. Kebiasan informasi bisa membuat salah paham, bahkan bisa membuat kehidupan seseorang berantakan. Hirani mencoba mengkritik media yang hanya mementingkan oplah ketimbang kebenaran berita. Trial by the press, bahkan saat pengadilan belum memutuskan perkara. Ini mirip dengan kejadian di negeri ini dimana banyak media menjadi partisan dan terkelompok yang hanya membuat berita menurut frame kacamata kelompoknya sendiri ketimbang kesluruhan kebenaran. Haddeehh! Pesan lain dari film ini adalah upaya untuk bangkit dari keterpurukan, kesadaran diri sendiri, dan usaha-usaha para shabat dan orang tua untuk membantunya. Nasehat-nasehat ayah Sanju yang disampaikan lewat lagu sangat membekas pada dirinya, juga penonton. 

Keren...

Bagi penggemar film, terutama Hindi, film ini tidak patut dilewatkan. Hanya saja jika membawa anak-anak, mesti diberi pengertian pada beberapa scene film yang melibatkan 'masa nakal' Sanju dan istilah-istilah yang saru.


~ elha score: 8.5/10