Raja Batra (Irfann Khan) adalah seorang pengusaha fashion di kota kecil di India. Ia termasuk keluarga berada dan konglomerat disana, meskipun tidak terlalu berpendidikan dan tak memiliki kemampuan berbahasa Inggris dengan baik. Sebaliknya, sang istri - Meeta (Saba Qamar) - sangat cakap bercas-cis-cus dalam bahasa Inggris. Ia cenderung berpenampilan high class dan sangat protektif terhadap putrinya, Pia (Dishita Sehgal). Memikirkan masa depan yang sangat kompetitif, ia terobsesi untuk memasukkan Pia ke sekolah elite agar masa depan anaknya terjamin.
Bersama Raj, Meeta berburu sekolah elite yang kebanyakan, tentu saja, dihuni oleh keluarga elite. Namun, sekolah-sekolah tersebut hanya menerima calon murid yang bertempat tinggal dalam radius 3 km dari sekolah tersebut. Rumah mereka berada diluar radius tersebut. Agar Pia bisa masuk sekolah elite, Meeta memaksa Raj agar pindah ke daerah elite Vasant Vihar yang berada dekat sekolah. Raj yang sangat terikat dengan rumah asalnya terpaksa mengikuti saran Meeta. Ia pun mesti berusaha tampil elite seperti tetangga-tetangga di kompleks itu. Bahkan sampai harus 'melupakan' kesenangannya, seperti menyanyi dan menari. Untuk meningkatkan status sosial, mereka pun menyewa konsultan yang mengatur penampilan, cara berkomunikasi, cara menjawab saat interview kelas, dsb. Sayangnya, bahkan dengan segala upaya itu, Pia tetap tidak lolos masuk sekolah elit. Bukan karena Pia, tetapi karena mereka dianggap belum mampu bersosialisasi seperti kaum high class.
Tak putus asa, Raj mencari cara lain agar Pia tetap bisa masuk sekolah elite. Ternyata tiap sekolah memiliki kuota 25% yang diperuntukkan bagi masyarakat tak mampu. Raj pun mendaftarkan Pia melalui jalur RET (Right to Education) di sekolah elite Delhi Grammar School. Berpura-pura jadi orang miskin, mereka pindah ke daerah kumuh tempat masyarakat terpinggirkan berada. Hal ini untuk mengelabui pengawas yang akan memeriksa keadaan sosial keluarga-keluarga yang mendaftarkan anaknya melalui jalur RET. Karena jalur ini pun ditengarai banyak disalahgunakan oleh oknum dan orang-orang kaya yang terobsesi dengan masa depan anak, sepertti yang Raj dan Meeta lakukan.
Di perkampungan itu mereka berkenalan dengan keluarga Shyamprakash Kori (Deepak Dobriyal) yang mengajari mereka cara survive sebagai orang miskin. Shyamprakash juga membantu Raj - yang bahkan rela mengorbankan nyawanya - mengumpulkan biaya 24000 rupee sebagai syarat masuk sebagai RTE (Raj sebenarnya sudah akan mengambil uang di ATM, tetapi kepergok oleh Shyam yang menguntit Raj untuk menghindarkannya dari perbuatan melanggar hukum. Shyam belum tahu Raj kaya). Dari keluarga Shyamprakash, Raj dan Meeta belajar tentang pengorbanan, keikhlasan, dan rasa bahagia tanpa alasan.
Saat pemilihan kandidat murid, kedua keluarga itu datang. Pemilihan kandidat murid dari jalur RTE dilakukan melalui undian. Pia, anak Raj dan Meeta lolos, namun Mohan - anak Shyamprakash justru tidak lolos. Ini membuat Raj dan Meeta merasa bersalah karena merampas hak Mohan yang berasal dari keluarga tak mampu dan yang berhak mengikuti jalur RTE. Mohan akhirnya masuk di sekolah pemerintah yang dipersepsikan tidak berkualitas. Menebus rasa bersalah, Raj pun menyumbang sekolah pemerintah tersebut agar lebih bermutu dan mampu bersaing. Ia memperbaiki sarana dan menambah fasilitas sekolah tersebut.
Film ini bergenre drama komedi dengan ide mengkritik sistem pendidikan dan masyarakat India yang lebih tergiur kepada status dan obsesi pribadi ketimbang peduli kepada minat anak. Eh, tapi disini juga masih ada yang begitu sih!. Meski kurang optimal, Irfaan Khan bermain bagus sebagai seorang suami yang sayang sama istri dan menuruti kemauannya. Pesan ada di akhir film dimana Raj dan Meeta menyadari bahwa pendidikan yang baik bukan terletak pada elite tidaknya sebuah sekolah. Namun, pada kemampuan sekolah tersebut memberi ruang kepada minat dan bakat anak.
Hmm...bagaimana dengan kita?
~ elha score: 7/10
Saat pemilihan kandidat murid, kedua keluarga itu datang. Pemilihan kandidat murid dari jalur RTE dilakukan melalui undian. Pia, anak Raj dan Meeta lolos, namun Mohan - anak Shyamprakash justru tidak lolos. Ini membuat Raj dan Meeta merasa bersalah karena merampas hak Mohan yang berasal dari keluarga tak mampu dan yang berhak mengikuti jalur RTE. Mohan akhirnya masuk di sekolah pemerintah yang dipersepsikan tidak berkualitas. Menebus rasa bersalah, Raj pun menyumbang sekolah pemerintah tersebut agar lebih bermutu dan mampu bersaing. Ia memperbaiki sarana dan menambah fasilitas sekolah tersebut.
Film ini bergenre drama komedi dengan ide mengkritik sistem pendidikan dan masyarakat India yang lebih tergiur kepada status dan obsesi pribadi ketimbang peduli kepada minat anak. Eh, tapi disini juga masih ada yang begitu sih!. Meski kurang optimal, Irfaan Khan bermain bagus sebagai seorang suami yang sayang sama istri dan menuruti kemauannya. Pesan ada di akhir film dimana Raj dan Meeta menyadari bahwa pendidikan yang baik bukan terletak pada elite tidaknya sebuah sekolah. Namun, pada kemampuan sekolah tersebut memberi ruang kepada minat dan bakat anak.
Hmm...bagaimana dengan kita?
~ elha score: 7/10